Rabu, 13 April 2011

ABSTRAKSI

Salah satu komponen abstraksi yaitu reduksi, sedangkan salah satu komponen reduksi yaitu terpilih. Abstraksi berarti terpilih. Sebagai contohnya, saya lahir dari ibu saya. Abstraksi paling sederhana berupa titik. Menterjemahkan dunia karena bumi bergerak dalam ruang dan waktu. Alat yang paling ampuh menterjemahkan adalah abstraksi. Titik sebagai obyek berpikir. Subyeknya adalah kesadaranku. Aku dapat mempunyai kesadaran tidak lain tidak bukan di dalam ruang dan waktu. Dengan kesadaran, saya memberi makna dari sebuah titik. Titik punya makna beribu-ribu, salah satu maknanya sebagai potensi sekaligus sebagai fakta. Sebagai potensi meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Titik dapat mewakili semua obyek. Dalam dunia abstraksi yang diterangkan dengan ideal, titik dapat berpotensi menjadi menjadi garis, titik dapat berpotensi menjadi bidang, titik dapat berpotensi menjadi lingkaran, titik dapat berpotensi menjadi balok, titik dapat berpotensi menjadi bangun tak beraturan, dan titik dapat berupa apa saja.
Kesadaran berkembang dalam ruang dan waktu. Sebagai contoh pendidikan. Titik dan garis separoh dunia, sedangkan separoh dunia yang lain bak atau kubus yang berisi air, bongkahan batu dari gunung berapi, dll. Logika itu pengalaman, separoh dunia itu separoh dunia. Limas terpancung dalam balok itu dalam kenyataan, sedangkan limas terpancung dalam batu nisan itu dalam pikiran. Dalam pikiran dan kenyataan timbullah mitos dan logos. Bunga orange, ungu, pink. Hubungan timbal balik antara mitos dan logos. Perangkap untuk menterjemahkan pink untuk yang muda, sedangkan ungu untuk yang tua. Titik-titik kuantitas, dalam pikiran kita ada kategori: relasi, kuantitas, dan kualitas. Hubungan titik dan garis menunjukkan tempat kedudukan dalam arti perbedaan ruang. Dalam penerapan sehari-hari, ilmu tinggi ketika elastisitas s = v x t. Setelah mempelajari fisika, waktu berjalan maka kecepatan ditambah. Diagram dalam statistik ada istilah kurva normal, juring kiri, dan juring kanan. Dalam pikiran Bp. Marsigit, kalau di tengah-tengah antara dunia pikiran dan nyata merupakan daerah atau data, daerah penerimaan dan standar deviasi, daerah riil di abstraksi, statistik, rata-ratanya? Dalam kehidupan sehari-hari dapat mengambil contoh: bukan berapa tapi apa? Untuk menterjemahkan dunia itu rata-rata apa meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Dalam konteks jawa atau Indonesia, orang jawa memilih hidup bahagia itu yang sama dengan orang lain, umum, tidak mbedani. Deviasi atau penyimpangan untuk pengambilan keputusan atau toleransi. Kebanyakan membaca elegi yang melampaui batas juga bermasalah atau problematik. Kemudian orang-orang jawa seperti ini diruwat dalam arti dicari solusinya, dalam bahasa filsafat diterangkan atau dijelaskan. Maka sebenarnya ruwatan itu penjelasan dan penjelasan itu komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dengan orang tua sangat penting. Diruwat dengan diritualkan dengan segenap jiwa dan raga ditransfer atau dituangkan ke ruang dan waktu yang baru atau situasi baru. Sebagai contoh, seseorang yang punya anak 3 yaitu perempuan, laki-laki, perempuan atau sendang kapit pancuran jika tidak diadakan ritual akan dimakan Bathara Kala (bernasib sial), maka harus diruwat dengan pertunjukkan wayangan semalam suntuk. Diruwar dalam arti ditanya pada generasi muda. Yang ada dan yang mungkin ada melekat pada diri kita masing-masing dari atas hingga bawah. Pola berpikir Immanuel Kant, transeden itu material dan sintetik apriori itu apriori. Sedangkan penjelasan secara kimia dan biologi tentang struktur bunga Bougenville, maka perlu abstraksi atau penjelasannya dengan bahasa analog yang berarti kalau Bougenville dirawat malah tidak berbunga. Titik hanya salah satu yang ada dan yang mungkin ada yang diabstraksi yang berarti melengkapi saya membangun dunia. Aku sangat relatif, abstraksi yang terjadi air dan terjadi relatif, maka sebenar-benarnya filsafat tidak lain tidak bukan adalah diriku sendiri. Antara tuntunan atau tontonan menunjuk pada pemahaman baru yang bertingkat-tingkat. Mitos relatif dan ada dalam diri masing-masing. Mitos dan logos adalah suatu antitesis. Bagi yang tidak mau memikirkannya maka dia adalah mitos bagi dirimu, sebaliknya ruang lingkup yang masih dapat engkau pikirkan adalah logos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar